Kamis, 06 Juni 2013

Review Novel 'DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN'

Novel ini terbitan tahun 2010 oleh Penerbit Gramedia. Pengarangnya adalah Tere-Liye yang nama aslinya adalah Darwis. Buku yang saya baca adalah cetakan ketiganya.

Saya membaca novel ini dengan meminjam dari teman adik saya. Sudah meminjam, dari teman adik lagi, ha, ha, ha. Tapi nggak ada masalah kan? Toh sudah bilang ke pemiliknya dan bukan mengambil diam-diam alias mencuri.



Pertama kali melihat cover novel ini, saya berpikir bahwa covernya sangat sederhana dengan hanya gambar sehelai daun dan tulisan judul di dalamnya. Dominasi warna cover adalah hijau-cokelat. Judulnya yang panjang justru membuatnya menarik saya membaca novel ini terlebih dahulu daripada dua novel lainnya yang juga hasil meminjam.

Sinopsis novel mengungkapkan tokoh utama dari novel ini yaitu Tania. Pada awal cerita, Tania mengenang kisahnya sebagai seorang gadis kecil berumur 11 tahun yang tinggal hanya bertiga dengan adik dan ibunya. Ayahnya telah meninggal sejak ia berumur 8 tahun. Semenjak itu juga Tania dan adiknya, Dede, menjadi anak-anak yang biasa disebut sebagai anak jalanan.

Novel ini membawa kita hanyut dalam perasaan gembira maupun dilema dari Tania. Alur yang digunakannya adalah alur maju-mundur yang sesekali menceritakan tentang Tania yang sedang mengingat masa lalunya dan sebagian besar adalah cerita tentang masa lalu tersebut.

Selanjutnya akan semakin banyak spoiler, jadi untuk para pembaca yang ingin membaca sendiri bukunya, silakan membaca tulisan saya ini sampai habis. Loh?

Pertemuan Tania dengan Danar dimulai dari kejadian yang cukup menyeramkan bagi saya, yaitu terinjaknya paku oleh kaki kecil Tania di atas sebuah bis kota. Danar pada waktu itu diceritakan berumur 27 tahun.

Berkat Danar lah, Tania dan Dede kembali bersekolah. Mereka mendapatkan harapan untuk kembali merasakan hidup yang layak. Mereka pindah dari rumah kardus di sisi pohon linden dan menyewa sebuah rumah kontrakan kecil. Ibu Tania yang tadinya sakit-sakitan beranjak sembuh. Malah ibunya dapat berjualan kue sebagai usaha kecil-kecilan. Semuanya berkat Oom Danar.

Tania kecil sudah memiliki perasaan suka kepada Danar, hanya saja belum mengetahui apa arti perasaannya itu. Kemudian, di kala segala sesuatu berjalan dengan baik (berkat Oom Danar), kejadian yang meruntuhkan segalanya terjadi. Ibunya meninggal. Tania kecil berjanji akan mematuhi perkataan terakhir ibu. Apa itu? Rahasia, baca sendiri ya, hehehe.

Bagaimana kehidupan Tania dan Dede setelah ditinggal ibunya? Tenang, Oom Danar selalu bersama mereka. Ada juga tokoh Ratna, pacar Danar yang ikut membantu Tania dan Dede melewati masa-masa sulit. Bagaimana dengan perasaan Tania pada akhirnya? Silakan dibaca sendiri. Kalau saya kasih tau, nggak akan seru lagi dong.

Novel ini membuat kita penasaran.
Novel ini membuat kita sedih di bagian-bagian tertentu, tidak semuanya.
Novel ini membuat kita tersenyum.
Novel ini ..... (boleh diisi sendiri).

Ini adalah novel dari Tere-Liye yang pertama kali saya baca. Saya jadi ingin mengenal si penulis ini. Maka, setelah ubek-ubek sana-sini, ketemu lah Fan Page Facebook Darwis Tere Liye yaitu https://www.facebook.com/darwistereliye. Silakan di-like ya, banyak kalimat-kalimat yang menggugah hati di sana.

Keep reading!

1 komentar:

  1. Play Casino Site for Real Money on LuckyClub
    Try your luck with luckyclub.live our wide selection of live games, which are all available at the best casinos in the world. Join now and get a 20% deposit

    BalasHapus