Sabtu, 01 Juni 2013

Semuanya Berharap Mencapai Puncak Tertinggi, Kemudian?

'Gapailah cita-citamu setinggi langit' adalah sebuah kalimat yang tidak asing lagi bagi semua orang (ya khususnya orang Indonesia, kalau kita ngomong ke orang bule yang belom pernah belajar bahasa Indonesia bakalan cengok dia).

Demi mencapai hal tersebut (langit), kita perlu meninggikan badan sampai tinggiiiiiiiiiii. Cuma bercanda.

Demi mencapai cita-cita, pada waktu kita kecil orang-orang selalu berkata, "Belajarlah yang giat, Nak, supaya cita-citamu tercapai."

Setelah kita dewasa, ternyata si 'belajar dengan giat' saja tidak cukup untuk mencapai cita-cita kita (iya kali belajar doang, kagak makan, kagak minum, kagak ngapa-ngapain selain belajar, bisa mati). Perlu banyak faktor pendukung lain yang datang ke kita atau kita ciptakan.

Apa saja faktor-faktor tersebut? Pertama, diperlukan FAKTOR X untuk menjadi penyanyi berkualitas, baiklah ini bercanda (lagi) mumpung X Factor masih jadi berita hangat.

Faktor yang saya maksud dapat datang dari luar dan dari dalam diri kita. Dapat dikatakan mirip dengan unsur penyusun karya sastra yaitu intrinsik dan ekstrinsik, pasti udah pada tau, kan para pembaca adalah orang-orang pintar semua.

Hmm, post kali ini cukup pendek. Berhubung gue berusaha tidak semakin OOT dari judul, akan gue tuliskan inti dari tulisan gue kali ini.

Cara-cara mencapai impian tertinggi masing-masing orang berbeda. Selagi mampu, kerahkan usaha yang paling maksimal agar tidak ada penyesalan. Lagipula, kalau bercerita seperti ini, "Cu, kakek waktu masih muda sudah pernah berusaha bikin sayap biar bisa terbang ke bulan," lebih keren daripada, "Cu, kakek waktu masih muda pernah pas tidur mimpi bikin sayap biar bisa terbang ke bulan." Yaaa itu sih karangan gue doang soal bikin sayap ke bulan, hehehe.

Selalu ada yang mengingatkan untuk tidak terburu-buru. Padahal waktu kan terbatas? Saya setuju soal keduanya, tidak terburu-buru tetapi gunakan waktu secara maksimal. Untuk apa terburu-buru tetapi ada yang kurang nantinya? Semua orang bisa mencapai puncak tertinggi, semua orang bisa.

Pertanyaannya, setelah sampai di puncak tertinggi lalu apa? Tetap teguh, jangan ceroboh. Ingat, jalan satu-satunya yang ada di puncak tertinggi adalah turun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar