Minggu, 12 Mei 2013

Pertama Kali Astrid Menulis

Ada kalimat berbunyi 'gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang'. Oh, itu peribahasa ya, bukan sekedar kalimat biasa. Pastinya pada tahu dong. Pertanyaannya, manusia mati meninggalkan apa? Apa? Tulang? Bener juga. Percaya deh, apa pun yang manusia tinggalkan secara fisik setelah mati (meninggal woi, meninggal), nggak akan lebih berharga daripada tulang dinosaurus, hahahahahaha. Terus apa dong? Nama? Ninggalin nama? Caranya?

'Ide tanpa suatu aksi nyata untuk mewujudkannya hanya akan tinggal kenangan. Menulislah, maka pemikiranmu akan diketahui banyak orang'.

Kalimat di atas saya dapat dari sebuah blog yang pernah saya baca tetapi saya lupa nama blog-nya. Saya sangat setuju dengan kalimat tersebut. Kenapa? Karena kalimat tersebut mengandung kebenaran di dalamnya. Coba deh kalian suruh teman atau keluarga untuk menebak ide apa yang ada di pikiran kalian. Kalau ide tersebut sama sekali belum pernah diungkapkan, pasti pada nggak bisa nebak dong. Kecuali orang yang kalian suruh untuk menebak adalah seorang cenayang. Sebaliknya, coba kalian tebak, ide apa yang sedang saya pikirkan sekarang? Nggak tahu kannn, nyerah nggaaaak? Kecuali kalian, sekali lagi, cenayang, ide yang saya pikirkan ya hanya saya yang tahu, manusia lain tidak.

Kembali ke pertanyaan pertama, manusia mati meninggalkan apa? Ya, manusia mati (meninggal....) salah satunya adalah meninggalkan kenangan. Cuma itu? Eits, hati-hati memilih kata. Kenangan adalah hal yang sangat jauuuh dari kata 'cuma'. Dengan kenangan, kita bisa menjadi seperti sekarang ini. Kenangan bisa membuat kita senyum-senyum sendiri, marah-marah sendiri, bahkan bisa tiba-tiba menangis sendiri (asal jangan di tempat umum aja, nanti disangka orang gila lhoo).

Bila kalian tidak mau hanya meninggalkan kenangan, cara yang paling mudah ya menulis. Tunggu, apa saya bilang paling mudah? Baiklah, mungkin paling sulit. Menulis adalah hal yang mudah ataupun sebaliknya tergantung dari masing-masing orang. Salah satu penyebab menulis itu menjadi mudah adalah menulis secara konsisten, misalnya membiasakan menulis setiap hari dengan waktu yang kita tentukan sendiri.

Pertama kali saya, Astrid, menulis adalah ketika belajar menulis waktu TK dulu. Ya iyalah. Kapan pertama kali menulis karangan? Jelas waktu disuruh guru SD membuat pantun, saya ingat betul. Kemudian, saat benar-benar menulis itu kapan??? Hehehe, diputar-putar ya jawabannya. Saya, Astrid, menulis karangan yang dimaksudkan serius untuk menjadi penulis itu ketika saya masih SMP kelas 3. Berarti belum kesampaian dong? Buktinya sekarang belum terkenal sebagai penulis tuh? <<<Ini pertanyaan ngajak ribut bener! Nggak usah diingetin ngapa???

Terus menurut saya (Astrid), menulis itu sulit atau mudah? Saya akui menulis menurut saya pada saat ini adalah hal yang cukup mudah, hahahahahahahahahahahaha. Maunya sih begitu tetapi ternyata saya masih malas menuliskan kata-kata yang terdapat di benak saya (yaaa mengetik di komputer sih bukan menulis tangan tapi tetap disebut menulis). Akibatnya, tulisan sejak SMP belum kelar juga sampai sekarang, total sudah mencapai 10 tahun...

Oleh karena itu, saya salut kepada semua penulis yang telah secara konsisten menulis baik itu penulis terkenal maupun yang akan terkenal.

Ayo harumkan nama bangsa dengan membuat karya tulisan yang dapat dikenal orang-orang di seluruh dunia. Semangat untuk para penulis Indonesia. Selamat membaca bagi para pembaca dan terus dukung penulis kesukaanmu terutama penulis dalam negeri ^^.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar